Tak Berkategori

A.6.2

Kata jujur seolah-olah menjadi barang
langka, bahkan hampir sirna. Lalu, di
manakah Engkau wahai “Jujur”? Di
setiap sudut kehidupan selalu saja tampak
perilaku ketidakjujuran. Saat di sekolah,
banyak peserta didik yang melakukan
kebohongan, baik saat ulangan harian,
ujian tengah semester, ujian akhir semester,
maupun perilaku lain yang dengan mudah
menampilkan ketidakjujuran. Sungguh
memilukan.
Kritisi perilaku berikut ini, kemudian
berikan tanggapanmu dengan beberapa
sudut pandang (contoh dari sisi agama,
sosial, budaya, dan sebagainya)!

  1. Meskipun banyak yang menganggap
    kejujuran sudah sulit ditemukan, masih
    banyak juga orang yang sebenarnya sangat jujur dalam hidupnya. Hal ini
    terbukti dari beberapa kejadian yang diliput oleh media di mana seorang sopir
    taksi mengembalikan uang yang ditemukan di taksinya dalam jumlah yang
    tidak sedikit. Hal-hal seperti ini patut diapresiasi. Sebenarnya, kejujuran masih
    dimiliki oleh semua anak kecil; mereka masih polos dan belum memiliki niat
    jahat atau niat tersembunyi lainnya yang mungkin dapat berimbas melukai
    orang lain.
  2. Jika kejujuran yang diperlihatkan oleh siswa di sekolah, seperti dalam berkata
    dan berbuat, pasti ia akan dihormati teman, di sayang guru, dan interaksi sosial
    sesama menjadi indah. Sebaliknya, jika perilaku kita diwarnai ketidakjujuran,
    pastilah interaksi kita tidak nyaman. Begitu juga di rumah, sepanjang kita
    menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam hal apa pun, pasti orang tua akan
    bangga. Di masyarakat pun demikian, kejujuran harus disandingkan dalam
    kehidupan kita tanpa kecuali. Insya Allah apa yang disabdakan oleh Rasulullah
    saw. bahwa kejujuran akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menuju
    surga pasti terbukti. Yakin itu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button