Artikel

Bahasa Jawa Sebagai  Sarana Pendidikan Karakter di Sekolah

Menjadi Warga Negara  yang dapat menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat merupakan tujuan salah satu dari Pendidikan Karakter. Untuk mempersiapkan peserta didik yang berkarakter baik, tidak lepas dari nilai nilai  budaya yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya Jawa sendiri mempunyai nilai nilai luhur dalam Pendidikan Karakter bangsa. Pendidikan Karakter  harus  dipraktikkan siswa  dalam  kehidupan nyata sehari-hari, tidak  hanya dilakukan pada tataran kognitif saja.

Disekolah harus dikembangkan kemampuan peserta didik yang berperilaku terpuji sejalan dengan nilai nilai Pancasila dan tradisi budaya. Dari beraneka ragam budaya jawa salah satunya yaitu Bahasa Jawa. Di sekolah bahasa Jawa sebagai muatan lokal dalam kurikulum, salah satu materi bahasa jawa yaitu unggah – ungguh basa, dalam berbicara bahasa Jawa sendiri mempunyai tingkat tutur. Tataran dalam berbicara diatur sesuai dengan tingkatnya dari penggunaan bahasa berbeda dari orangtua ke anaknya( yang lebih muda) ataupun sebaliknya anak ke orangtua . Hal tersebut dimaksudkan untuk menghormati orang lain dalam berkomunikasi.   Bahasa Jawa merupakan Bahasa yang unik dan harus dilestarikan oleh semua masyarakat Jawa. Pembiasaan peserta didik dalam berbahasa dimulai dari hal kecil terlebih dahulu. Ditanamkan pembiasaan penggunaaan kata matur nuwun (terima kasih), nyuwun pangapunten (mohon maaf), nyuwun tulung (minta tolong), ndherek langkung (permisi). Apabila pembiasaan itu dilakukan oleh setiap peserta didik akan menjadi budaya santun. Santun dalam perkataan atau perbuatan sehingga Pendidikan Karakter bisa tertanam dalam diri setiap peserta didik.

Perlunya pembiasaan kata matur nuwun (terima kasih), nyuwun pangapunten (mohon maaf), nyuwun tulung (minta tolong), ndherek langkung (permisi) di lingkungan sekolah dengan cara membuat kesepakatan kelas. Dengan kebiasaan peserta ddidik untuk mengucapakan kata kata tersebut, maka peserta didik  mempunyai kesadaran  berbicara sopan menghargai orang lain. Selain itu penggunaan Bahasa jawa dalam kehidupan sehari hari dapat membentuk karakter yang berakhlak mulia sesuai dengan karakter pelajar Pancasila.

Daftar Rujukan: Bertens, H. (2023). Keprihatinan moral. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button